Penelitian ini bertujuan menganalisis mekanisme pedagogis dan faktor kontekstual yang memungkinkan pembelajaran tafsir Al-Qur'an di Pondok Pesantren Daarun Nahdhah Thawalib Bangkinang mencapai keberhasilan tinggi dalam mengonstruksi sikap inklusif santri, serta mengidentifikasi strategi adaptif yang dikembangkan untuk mempertahankan resiliensi sikap inklusif di tengah paparan narasi intoleran di era digital. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus yang melibatkan Pondok Pesantren Daarun Nahdhah sebagai unit analisis utama. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam dengan ustadz, kyai, dan santri, focus group discussion, dan studi dokumentasi, dengan analisis data menggunakan model interaktif Miles yang mencakup kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan pembelajaran dicapai melalui integrasi pendekatan hermeneutika kontekstual dengan kearifan lokal Melayu, penggunaan kitab tafsir kontemporer Indonesia, keteladanan personal ustadz, dan dukungan ekosistem pesantren yang kondusif, menghasilkan konstruksi sikap inklusif santri yang signifikan. Resiliensi sikap inklusif dipertahankan melalui strategi verifikasi aktif informasi, pembentukan komunitas dukungan sosial, pengembangan kemampuan analisis kritis, reframing kognitif, dan internalisasi nilai inklusif sebagai identitas religius. Temuan ini memperluas pemahaman teoretis tentang hermeneutika tafsir dengan menunjukkan pentingnya indigenisasi metodologi dan dimensi relasional kurikulum pesantren, serta memberikan kontribusi signifikan terhadap pendidikan karakter inklusif melalui penyediaan model pembelajaran berbasis bukti empiris untuk membangun masyarakat yang toleran, harmonis, dan berkelanjutan di tengah keberagaman sosial kontemporer.