Penyakit Ginjal Kronik atau PGK terjadi ketika fungsi ginjal secara bertahap menurun sebagai akibat dari kerusakan ginjal. Penyakit ginjal kronik memiliki tingkat keseriusan yang berbeda-beda yang pada akhirnya mengakibatkan perlunya terapi penggantian ginjal, salah satu penatalaksanaannya yaitu hemodialisa. . Hemodialisa adalah pengobatan yang menyelamatkan nyawa bagi pasien PGK untuk membantu tubuh membuang kelebihan cairan dan limbah dari darah ketika ginjal tidak mampu melakukannya. Depresi merupakah masalah kesehatan mental yang banyak terjadi pada pasien hemodialisa , Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi depresi pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain cross-sectional. Pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisa, dengan jumlah sampel sebanyak 128 orang yang dipilih secara purposive sampling. Jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan , penghasilan keluarga dan lama menjalani hemodialisa diamati dalam penelitian yang diduga menjadi faktor yang mempengaruhi depresi pasien . Data dianalisis dengan uji chi square, t- independen dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan jenis kelamin pendidikan, pekerjaan dengan depresi pasien. Pendidikan merupakan factor yang paling berpengaruh dalam kejadian depresi, Depresi meningkat sebanyak 5x pada pasien berpendidikan rendah dibandingkan pendidikan tinggi (p-value =0,005; OR 5,000). Dapat disimpulkan pendidikan merupakan faktor penting dalam menurunkan kejadian depresi pasien penyakit ginjal kronik yang mengalami hemodialisa.