Wayang art, a UNESCO-recognized Indonesian cultural heritage, faces significant challenges in maintaining its relevance amid changing times and modernization. One effort to maintain its sustainability is through innovation in the production process. This community service program aims to empower the Sanggar Puspo Dahono by optimizing the use of cement paper waste as an alternative raw material in making modern Wayang. This activity was conducted within the context of training in processing cement paper waste into usable raw materials, as well as designing and making Wayang with a modern approach. Held in July–August 2025, involving 17 members, artists, and craftsmen. This program also included management training to improve product management and marketing capacity. The results of this activity showed an increase in participant skills, as reflected in the difference in pre-test scores (45%) and post-test scores (85%) in the aspects of material processing and design. Additionally, there was an increase in the skills of members in producing Wayang, with a target of creating five Wayang units during the training. On the managerial side, this activity successfully introduced a structured administrative management system, enhanced members' ability to plan activities, and introduced digital marketing. The local community demonstrated high enthusiasm, reflected in increased knowledge about environmentally friendly arts and a creative economy. Post-training monitoring also revealed increased engagement with audiences on social media, accompanied by a corresponding rise in product sales. The program successfully increased the production of Wayang products, contributing to cultural preservation through a more sustainable and environmentally friendly approach.ABSTRAKSeni Wayang, sebagai warisan budaya Indonesia yang diakui UNESCO, menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan relevansinya di tengah perkembangan zaman dan modernisasi. Salah satu upaya untuk menjaga keberlanjutannya adalah dengan melakukan inovasi dalam proses produksi. Program pengabdian ini bertujuan memberdayakan Kelompok Seni Sanggar Puspo Dahono dengan mengoptimalkan penggunaan limbah kertas semen sebagai bahan baku alternatif dalam pembuatan wayang modern. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka pelatihan pengolahan limbah kertas semen menjadi bahan baku yang dapat digunakan, desain, dan pembuatan wayang dengan pendekatan modern. Dilaksanaan pada Juli–Agustus 2025 dengan melibatkan 17 anggota sanggar, seniman dan pengrajin. Program ini juga mencakup pelatihan manajemen untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan dan pemasaran produk. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan peserta, yang tercermin dari perbedaan skor pre-test (45%) dan post-test (85%) pada aspek pengolahan bahan dan desain, selain itu adanya peningkatan keterampilan anggota sanggar dalam memproduksi wayang modern yang layak jual, dengan target tercapainya lima unit wayang saat sesi pelatihan. Di sisi manajerial, kegiatan ini berhasil memperkenalkan sistem pengelolaan administrasi yang terstruktur, meningkatkan kemampuan anggota dalam merencanakan kegiatan, dan memperkenalkan teknik pemasaran digital. Masyarakat sekitar menunjukkan antusiasme yang tinggi, yang tercermin dari peningkatan pengetahuan tentang seni ramah lingkungan dan ekonomi kreatif berbasis budaya. Pemantauan pasca-pelatihan juga menunjukkan peningkatan interaksi dengan audiens di media sosial dan meningkatnya penjualan produk. Program ini berhasil meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas produk wayang, serta memberikan kontribusi pada pelestarian budaya dengan pendekatan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.