Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dalam pengembangan bahan ajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada tingkat sekolah dasar, khususnya di daerah yang menerapkan Kurikulum Merdeka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus untuk menggali secara mendalam faktor-faktor teknis, pedagogis, dan sosial-budaya yang memengaruhi proses pengembangan bahan ajar. Subjek penelitian melibatkan guru PAI kelas 5 di SD N 60 Rejang Lebong sebagai representasi daerah dengan keterbatasan akses dan sumber daya. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara semi-terstruktur, observasi kelas, dan studi dokumentasi bahan ajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan teknis yang dihadapi mencakup keterbatasan infrastruktur teknologi, minimnya anggaran, dan kurangnya pelatihan teknis untuk guru. Tantangan pedagogis melibatkan keterbatasan guru dalam menerapkan metode pembelajaran inovatif dan variatif, yang masih didominasi oleh pendekatan ceramah. Sementara itu, tantangan sosial-budaya meliputi kurangnya relevansi bahan ajar dengan nilai-nilai lokal dan minimnya partisipasi masyarakat dalam proses pengembangan bahan ajar. Tantangan-tantangan ini berdampak langsung pada kualitas pembelajaran, motivasi siswa, dan keterlibatan orang tua serta masyarakat. Bahan ajar yang kurang relevan dan menarik menyebabkan rendahnya partisipasi siswa dan minimnya dukungan orang tua. Penelitian ini menekankan pentingnya kolaborasi antara guru, pemerintah, dan masyarakat dalam mengembangkan bahan ajar yang kontekstual, inovatif, dan sesuai dengan kebutuhan lokal. Implikasi penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk perbaikan kualitas bahan ajar PAI dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.