ABSTRACT Femur fracture is one of the most common trauma cases that often requires surgical intervention using the Open Reduction Internal Fixation (ORIF) method. Post-ORIF patients are at high risk of developing surgical site infections; therefore, proper wound care in accordance with standard operating procedures (SOP) is a crucial factor in preventing complications. This study aims to describe the implementation of wound care in preventing infection among post-ORIF femur fracture patients at TK Il Putri Hijau Hospital, Medan. The research employed a descriptive design with a case study approach involving two patients who underwent ORIF procedures. The nursing process included assessment, nursing diagnosis determination, intervention planning, implementation, and evaluation. The results showed that both patients initially presented with pain and surgical wounds that were moist, reddish, and had drainage. The interventions provided included wound condition monitoring, sterile dressing changes, administration of antibiotics as indicated, and patient and family education on wound care. The evaluation revealed significant improvement in wound conditions, indicated by reduced pain, dry wounds, absence of pus, decreased edema, and no necrotic tissue observed. These findings demonstrate that optimal wound care implementation in accordance with SOP effectively prevents infection in post-ORIF patients. In conclusion, wound care is an essential aspect of improving the healing quality of post-ORIF femur fracture patients; thus, nurses must apply appropriate, measurable, and continuous nursing actions ABSTRAK Fraktur femur merupakan salah satu kasus trauma yang sering memerlukan tindakan operasi dengan metode Open Reduction Internal Fixation (ORIF). Pasien post ORIF sangat berisiko mengalami infeksi luka operasi, sehingga perawatan luka yang tepat sesuai standar prosedur operasional menjadi faktor penting dalam mencegah komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan implementasi perawatan luka dalam pencegahan infeksi pada pasien post ORIF fraktur femur di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan. Metode penelitian menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan studi kasus pada dua pasien yang menjalani tindakan ORIF. Proses keperawatan meliputi pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, perumusan intervensi, implementasi, serta evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua pasien memiliki keluhan utama berupa nyeri dan luka operasi dengan kondisi awal basah, kemerahan, dan terdapat drainase. Intervensi yang diberikan meliputi pemantauan kondisi luka, penggantian balutan dengan teknik steril, pemberian antibiotik sesuai indikasi, serta edukasi kepada pasien dan keluarga terkait perawatan luka. Evaluasi menunjukkan adanya perbaikan signifikan pada kondisi luka, ditandai dengan berkurangnya nyeri, luka menjadi kering, tidak terdapat pus, edema menurun, serta tidak tampak jaringan nekrotik. Hal ini membuktikan bahwa implementasi perawatan luka yang optimal sesuai SOP mampu mencegah terjadinya infeksi pada pasien post ORIF. Kesimpulannya, perawatan luka merupakan aspek esensial dalam meningkatkan kualitas penyembuhan pasien post ORIF fraktur femur, sehingga perawat perlu menerapkan tindakan yang tepat, terukur, dan berkesinambungan.