Peternak Di Desa Aras Kabu, menghadapi kendala memperoleh pakan ternak karena harga yang sangat tinggi, sementara sumber daya lokal seperti limbah sagu belum dimanfaatkan secara optimal sebagai pakan alternatif. Tujuan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat dalam mengolah limbah sagu menjadi pakan ternak alternatif, serta menganalisis protein dari formula pakan yang dihasilkan. Kegiatan berfokus pada pendekatan edukatif serta mengajarkan ketrampilan mengolah limbah menjadi pakan ternak. Metode pelatihan diberikan kepada 15 peternak itik di Desa Aras Kabu. Evaluasi dilakukan menggunakan uji statistik t-berpasangan (dependent t-test). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan peserta sebelum dan sesudah pelatihan (p = 0,000), serta perbedaan yang signifikan pada aspek sikap (p = 0,048). Namun, tidak ditemukan perbedaan signifikan pada aspek tindakan (p = 0,055). Uji laboratorium terhadap tiga formula menunjukkan bahwa Formula II (campuran dedak, sagu, dan limbah ikan) memiliki kadar protein sebesar 14,5%, lebih tinggi dibandingkan Formula I (dedak dan sagu) sebesar 4,88%, dan mendekati kadar protein pakan komersial (Formula III) sebesar 18,1%. Hasil menunjukkan bahwa formula hasil olahan lokal memiliki potensi alternatif ekonomis dan bergizi untuk pakan ternak. Pendekatan berbasis edukasi dan pelatihan membantu peternak menghadapi kesulitan pakan dan menekan biaya produksi. Kegiatan ini perlu dukungan berkelanjutan dari pemerintah desa dan lembaga kemasyarakat untuk mengembangkan program pelatihan lanjutan, penyediaan alat produksi sederhana, serta pembentukan kelompok usaha bersama guna memperkuat ketahanan pakan ternak berbasis lokal.