Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Kurikulum Merdeka bertujuan untuk membangun karakter dan kompetensi siswa sesuai nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong, toleransi, dan berpikir kritis. Artikel ini mengkaji penerapan P5 dari perspektif pendidikan progresivisme John Dewey, yang menekankan pengalaman langsung, pembelajaran kontekstual, dan kolaborasi sebagai inti pendidikan. P5 dirancang untuk mendekatkan pembelajaran pada dunia nyata melalui pendekatan pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan siswa secara aktif dalam memecahkan masalah sosial di lingkungan mereka. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur untuk menganalisis konsep dan penerapan P5 berdasarkan teori pendidikan progresivisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan P5 tidak hanya membangun kompetensi akademik, tetapi juga memperkuat karakter siswa, seperti kreativitas, kepemimpinan, dan tanggung jawab sosial. Namun, tantangan seperti keterbatasan sumber daya, kesiapan sekolah, dan pemahaman guru terhadap prinsip progresivisme Dewey menjadi hambatan dalam implementasinya. Dengan pendekatan holistik, eksploratif, dan berpusat pada siswa, P5 memberikan ruang bagi siswa untuk mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam proses pembelajaran. Studi ini menyimpulkan bahwa pendidikan progresivisme Dewey relevan dalam mendukung tujuan Kurikulum Merdeka, yaitu menciptakan generasi muda yang adaptif, berdaya saing, dan memiliki karakter kuat sesuai nilai-nilai Pancasila.