Diabetes adalah penyakit metabolisme yang bersifat jangka panjang dan ditandai oleh tingginya kadar glukosa dalam darah. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat mengakibatkan kerusakan yang serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, serta sistem saraf. Jenis diabetes yang paling umum adalah diabetes melitus tipe 2, yang biasanya terjadi pada orang dewasa. Diabetes melitus dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang berpotensi menambah keluhan serta menimbulkan penyakit baru sehingga memerlukan pengobatan untuk setiap gejala yang muncul, yang menyebabkan pasien harus mengonsumsi lebih dari satu jenis obat. Hal ini berisiko menciptakan pola pengobatan yang tidak rasional yang dapat memicu overprescribing atau polifarmasi. Akibatnya, terdapat peningkatan risiko terjadinya interaksi antar obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui obat yang berpotensi menimbulkan interaksi obat dan untuk mengetahui hubungan jumlah obat dan penyakit penyerta dengan kejadian interaksi obat pada pasien diabetes melitus tipe 2 di ruang rawat inap RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi periode September 2023 – Agustus 2024. Penelitian dilakukan secara retrospektif yaitu data diambil dari rekam medis pasien diabetes melitus tipe 2 yang di rawat di Ruang Rawat Inap RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi periode September 2023 – Agustus 2024. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian cross sectional, menggunakan rancangan analisis deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik total sampling, dimana semua rekam medis pasien yang memenuhi kriteria inklusi diambil sebagai penelitian yaitu sebanyak 50 pasien. Identifikasi interaksi obat dilakukan menggunakan drugs.com dan buku drugs interactions stockley’s. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan potensi kejadian interaksi obat sebanyak 100% dengan interaksi berdasarkan tingkat keparahan yang paling banyak yaitu moderat sebanyak 76,24% dan berdasarkan mekanismi interaksi obat yang paling banyak yaitu farmakodinamik sebanyak 69,97%. Obat yang paling berpotensi menimbulkan interaksi obat pada penelitian ini adalah sucralfate dengan insulin aspart, omeprazole dengan glimepiride, sucralfate dengan glimepiride, sucralfate dengan bicarbonat, codein dengan ondansentrone, ranitidine dengan paracetamol dan furosemide dengan glimepiride. Penelitian ini tidak dapat dianalisis hubungan jumlah obat dan penyakit penyerta dengan kejadian interaksi obat karena semua sampel penelitian mengalami interaksi obat.