Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan memperjelas pentingnya penguatan literasi sosial dalam membentuk kesadaran kritis mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Makassar. Melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang literasi sosial, penelitian ini bertujuan mendorong mahasiswa agar mampu mengaitkan teori sosiologi dengan realitas sosial, menilai fenomena masyarakat secara objektif, serta meningkatkan kemampuan analitis mereka terhadap isu-isu kontemporer seperti intoleransi, ketimpangan, dan misinformasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan tujuan menggambarkan secara mendalam persepsi mahasiswa mengenai urgensi literasi sosial dalam membentuk kesadaran kritis. Pendekatan fenomenologis diterapkan untuk memahami pengalaman subjektif mahasiswa dalam memaknai literasi sosial dan perannya dalam pengembangan kemampuan berpikir kritis, yang tidak dapat diukur secara numerik tetapi dipahami melalui eksplorasi makna dari pengalaman belajar, interaksi sosial, dan pemahaman terhadap fenomena sosial di lingkungan sekitar. Penelitian dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Makassar, yang menyediakan konteks akademik yang relevan untuk mengeksplorasi hubungan antara teori sosiologi, dinamika sosial, dan literasi sosial. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif yang mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian diharapkan memberikan gambaran komprehensif mengenai persepsi mahasiswa terhadap literasi sosial sebagai fondasi penting dalam membentuk kesadaran kritis mereka sebagai generasi muda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Makassar memiliki pemahaman yang baik mengenai pentingnya literasi sosial sebagai kemampuan untuk membaca, menafsirkan, dan mengevaluasi fenomena sosial secara kritis, termasuk kesadaran terhadap keberagaman, bias, dan ketidakadilan sosial. Namun, terdapat kesenjangan antara pemahaman konseptual dan praktik literasi sosial, karena penerapan dalam kehidupan akademik maupun sehari-hari belum konsisten. Faktor-faktor seperti keterbatasan model pembelajaran yang aplikatif, minimnya motivasi pribadi, dan kurangnya pengalaman sosial langsung menjadi penghambat internalisasi literasi sosial. Oleh karena itu, penguatan literasi sosial perlu diwujudkan melalui pembelajaran berbasis pengalaman, analisis kasus nyata, diskusi kritis, serta keterlibatan dalam kegiatan sosial, sehingga mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan analitis sekaligus membentuk komitmen moral sebagai agen perubahan sosial.