Articles
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM-MP) MANDIRI PEDESAAN DI DESA ANGALLE KECAMATAN MAPPEDECENG KABUPATEN LUWU UTARA
Nasrullah, Nasrullah
Academica Vol 5, No 1 (2013)
Publisher : Academica
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (58.396 KB)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui. Dasar penelitian yang digunakanadalah Field Research dengan tipe penelitian Deskriptif Kualitatif. Dalam penelitian iniyang menjadi indikator penelitian pelaksanaan Program Nasional PemberdayaanMasyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan dapat dilihat 1) Sejauh mana kepentingankelompok sasaran atau target grops termuat dalam isi kebijakan, 2)Jenis mamfaat yangditerima oleh target groups, 3)Sejauh mana perubahan yang di inginkan dari sebuahkebijakan, 4) Apakah letak sebuah program sudah tepat, 5) Apakah sebuah kebijakan telahmenyebutkan imeplementornya dengan rinci, dan 6) Apakah sebuah program di dukungoleh sumberdaya yang memadai. Penelitian bertujuan mengetahui mekanisme partsipasimasyarakat dalam perencanaan anggaran kabupaten Luwu Utara. Metode pengumpulandata yang digunakan adalah studi pustaka, dokumentasi, kuesioner dan wawancara.Temuan penelitian Kebijakan dari PNPM-MP dalam meningkatkan kesejatraanmasyarakat khususnya di Desa Mangalle sudah berjalan dengan baik terutama dalam segipemberdayaan masyarakatnya dan pemberdayaan ekonomi,Kata Kunci : Implementasi, PNPM, Pedesaan, Pemberdayaan
Desain Pengembangan Buku Ajar Arab Bagi Mahasiswa Non PBA Berbasis Joyful Learning IAIN Ponorogo
Nasrullah, Nasrullah
Kodifikasia Vol 12, No 2 (2018)
Publisher : IAIN PONOROGO
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2153.901 KB)
|
DOI: 10.21154/kodifikasia.v12i2.1523
Mata kuliah bahasa Arab bagi sebagian besar mahasiswa merupakan momok yang menakutkan, apalagi mahasiswa tersebut belum pernah belajar bahasa Arab sebelumnya. Asumsi tersebut akan berubah dengan sendirinya, seiring dengan waktu setelah mereka belajar desain materi ajar bahasa Arab yang berbasis joyful learning, belajar bahasa Arab selalu diringin dengan rasa senang dan penuh permainan, tetapi unsur materi bahasa mereka juga mendapatkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain dan mengembangkan materi ajar berbasis joyful learning. Jenis penelitian pengembangan ini mengacu pada langkah-langkah model Borg dan Gall, data dikumpukan dengan tehnik observasi, wawancara, document, angket dan check list kemudian dianalisis secara kualitatif dan quantitative descriptive. Desain buku ajar pembelajaran bahasa Arab berbasis joyful learning bagi mahasiswa non Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Pada tahap validasi ahli materi dan validasi ahli media keduanya memberikan skor ?sangat baik? dan desain produk buku ajar dinyatakan ?layak? untuk dipergunakan sebagai materi ajar bagi mahasiswa non PBA IAIN Ponorogo. Setelah diuji cobakan kepada mahasiswa, mereka merasa senang dan antusias dalam proses pembelajaran bahasa Arab dengan indikasi bahwa mahasiswa tidak khawatir akan kesalahan membaca teks bahasa Arab, tidak mengalami kesulitan dalam mencari kosa kata, sehingga pemahaman mahasiswa terhadap materi ajar bahasa Arab dapat dilihat pada skor pre test rata-rata test 61,23, sementara skor post test 87,13 artinya ada peningkatan skor yang signifikan setelah diajarkan dengan desain materi ajar bahasa Arab berbasis joyful learning.
THE STEREOTYPICAL IMAGES OF INDIAN SOCIETY AS PORTRAYED IN THE BEST EXOTIC MARIGOLD HOTEL MOVIE
Khasanah, Anisatun;
Sili, Surya;
Nasrullah, Nasrullah
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 3 (2019): Juli 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (219.972 KB)
|
DOI: 10.5281/ilmubudaya.v3i2.1870
Literary works and movie sometimes depict about stereotypes of certain race and ethnic. Author and director embed similar negative features to them; hence it becomes a justification that those races and ethnic truly have such negative features. It is like European people who often represent the Orient (Asian people) by negative features in their works. This study is purposed to examine the stereotypical images of Indian society and how they are represented in The Best Exotic Marigold Hotel movie by using Orientalism and Bal?s focalization theories. The researcher used qualitative-descriptive method in reference to Mikos? movies analysis method. The result shows that there are 5 stereotypical images of Indian society in The Best Exotic Marigold Hotel movie. Those stereotypical images are barbaric, inauthentic, irrational, backward, and weak. All the stereotypical images are represented through British characters (character-bound focalization or internal focalization) which put Indian society as object of focalization. Karya-karya sastra dan film terkadang menggambarkan stereotip dari ras dan etnis tertentu. Penulis dan sutradara memberikan ciri-ciri negatif yang sama kepada mereka, sehingga hal itu menjadi sebuah pembenaran bahwa ras dan etnis tersebut benar-benar memiliki ciri-ciri negatif. Seperti halnnya orang Eropa yang sering merepresentasikan orang-orang Timur (Orang Asia) menggunakan ciri-ciri negatif di karya-karya mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran stereotip dari masyarakat India dan bagaimana gambaran stereotip tersebut direpresentasikan di film The Best Exotic Marigold Hotel menggunakan teori Orientalism dan Fokalisasi Bal. Metode yang digunakan adalah qualitatif-deskriptif dengan referensi metode analisis film Mikos. Hasil penelitian menunujukkan ada 5 gambaran stereotip masyarakat India di film The Best Exotic Marigold Hotel. Gambaran stereotip tersebut adalah bar-bar, tidak dapat dipercaya, tidak rasional, terbelakang, dan lemah. Semua gambaran stereotip tersebut direpresentasikan melalui karakter-karakter orang Inggris (fokalisasi karakter atau fokalisasi internal) yang menempatkan masyarakat India sebagai objek fokalisasi.
THE INEQUALITY ISSUES OF MALE SUPREMACY TOWARDS ROSE CHARACTER IN TITANIC MOVIE
Saidatunnisa, Novia Eka;
Sili, Surya;
Nasrullah, Nasrullah
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 4 (2019): Oktober 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (214.421 KB)
|
DOI: 10.5281/ilmubudaya.v3i4.2364
This study discussed about the inequality issues experienced by a woman character in Titanic movie, Rose character who lived in a male supremacy society. This study used Beauvoir?s feminist criticism on the ideas of male supremacy and independent woman to find out the types of inequality issues experienced by Rose character and her efforts in overcoming those inequalities. This study also used Mahon?s supporting explanation on Beauvoir?s two ideas to get a thorough understanding of the theory itself. This study was a qualitative research with content analysis as its approach. Words (narrations and dialogues) related to the objectives in this study were taken from Titanic movie script. This study found that Rose character experienced two types of inequality issues and chose to be an independent woman to overcome the two inequalities she experienced in Titanic movie. The two inequalities experienced by Rose character were the burden of marriage and set up expectations. However, these two inequalities were successfully overcome by Rose character when she chose to be an independent woman through two stages: defensive and aggressive. Thus, the conclusions of this study viewed Rose character, regardless coming from the royal class in society, was inevitable to experience the inequality issues due to the fact that her society was a male supremacy one and the way to get one self freed from the inequalities was by becoming an independent woman. Penelitian ini membahas soal isu-isu ketidaksetaraan yang dialami oleh karakter perempuan dalam film Titanic yaitu Rose sebagai seorang yang tinggal dalam lingkungan masyarakat yang berorientasi pada supremasi laki-laki. Penelitian ini menggunakan kritik feminis Beauvoir mengenai supremasi laki-laki dan perempuan mandiri untuk mengetahui tipe-tipe isu ketidaksetaraan yang dialami oleh karakter Rose dan usaha-usaha yang ia lakukan dalam menghadapi bentuk-bentuk ketidaksetaraan tersebut. Penelitian ini juga menggunakan penjelasan tambahan dari Mahon mengenai pemahaman supremasi laki-laki dan perempuan mandiri yang dikemukakan oleh Beauvoir. Penelitian ini berbentuk penelitian kualitatif dengan menggunakan analisa konten sebagai pendekatannya. Kata-kata (dalam bentuk narasi dan dialog) yang berhubungan dengan kedua objektif dalam penelitian ini merupakan data yang dipakai dan diambil dari skrip film Titanic. Penelitian ini menemukan bahwa karakter Rose mengalami dua tipe isu ketidaksetaraan dan memutuskan untuk menjadi seorang perempuan mandiri dalam menghadapi kedua tipe ketidaksetaraan tersebut difilm Titanic. Kedua tipe ketidaksetaraan yang dialami oleh karakter Rose yaitu kewajiban menikah dan ekspektasi-ekspektasi terhadap seorang perempuan dalam masyarakat. Namun, kedua tipe ketidaksetaraan ini dapat dihadapi dengan baik oleh karakter Rose saat ia memutuskan untuk menjadi seorang perempuan mandiri setelah melalui dua tahapan: defensif dan agresif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa karakter Rose, terlepas dari fakta bahwa ia berasal dari golongan kelas atas, tetap tidak bisa terhindar dari isu-isu ketidaksetaraan yang menimpa kaum perempuan dikarenakan sistem supremasi laki-laki yang digunakan dalam masyarakat yang Rose tinggali dan cara untuk terlepas dari isu-isu ketidaksetaraan tersebut yaitu dengan menjadi perempuan mandiri.
HUKUM SYARIAH DI ACEH
Nasrullah, Nasrullah
At-Tafkir Vol 10 No 2 (2017): Vol. 10 No 2 Desember 2017
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Langsa
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penerapan hukum Syariah di Aceh bukanlah masalah baru. Hukum Islam di masa Sultan Iskandar Muda telah bergema sehingga terkenal sebagai serambi Makkah. Pada masa reformasi, Aceh diberikan hak otonomi khusus adalah langkah pertama penegakan hukum secara kaffah. Pada 1 Muharram 1424 H bertepatan 4 Maret 2003 di Baiturrahman Masjid di deklarasi oleh Gubernur Aceh Abdullah Puteh. Untuk mendukung ini, pemerintah telah berkoordinasi mengenai peraturan dengan legislatif dan pada tahun 2013 melahirkan tiga bidang Qanun Jinayat; Qanun 12 tentang minuman keras dan sejenisnya; Qanun 13 tentang maisir; dan Qanun 14 tentang khalwat (mesum). Dalam penerapannya telah melaksanakan 'uqūbat dalam beberapa kasus, meskipun tidak maksimal, tetapi telah mempengaruhi masyarakat untuk tidak melakukan jarimah tersebut. Pada tahun 2014 legislatif kembali meratifikasi Qanun Jinayat Hukum, di mana juga menyebutkan tiga jarīmah itu bersama dengan beberapa jarīmah lainnya. Qanun ini lebih fleksibel baik dalam konteks jarīmah, pelaku dan sanksi yang berlaku untuk semua masyarakat Aceh, termasuk non-Muslim. Jadi Qanun itu suatu moderasi dalam kehidupan sosial keagamaan, sebagai promosi untuk pihak luar yang ingin menerapkan.
Protection Of Patent Rights (Comparative Studies in Japan and Indonesia
Nasrullah, Nasrullah
Journal of Private and Commercial Law Vol 3, No 2 (2019): November
Publisher : Faculty of Law, Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/jpcl.v3i2.19744
difference is motivated by the legal system used. Japan uses a common law and Indonesian system that uses the civil law system even though finally Indonesia finally mixes both of them, but the determination of the civil law used in Indonesia is still very thick. This article discusses an Indonesian young man who has had 14 patents in Japan because of his intelligence in creating patent works in Japan, namely the country he has occupied since college until now working in a leading company in Japan. The results of the study show that Japan, which legally adheres to the United States with common law, but in terms of Japanese patent protection adheres to the civil law system as used in Indonesia. The method used is normative juridical data collection techniques carried out by way of viewing or studying documents / libraries (library research).
PERAN STRATEGIS AMIL ZAKAT DALAM MEMASTIKAN EFEKTIFITAS IBADAH ZAKAT YANG BERORIENTASI KESEJAHTERAAN SOSIAL
Nasrullah, Nasrullah
AL-MUQAYYAD: Jurnal Ekonomi Syariah Vol 1 No 1 (2018): Januari - Juni 2018 Al-Muqayyad: Jurnal Ekonomi Syariah
Publisher : Program Studi Ekonomi Syariah STAI Auliaurrasyidin Tembilahan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (722.549 KB)
Perubahan dan perkembangan kesimpulan hukum harus didahului dengan kajian-kajian yang menghargai metode-metode dan kaidah-kaidah penalaran hukum yang sah. Demikian pula halnya ?Amil Zakat. Eksistensi konseptual dan dasar-dasar aplikasi ?Amil Zakat, pada dasarnya, telah disediakan teks-teks Syari?at, baik dalam al-qur?an maupun melalui transmisi Hadits dan Atsar. Dalam kondisi normal, perbuatan hukum pengelolaan zakat melalui ?amil telah dapat diterapkan secara langsung. Namun perkembangan teori zakat, pertambahan bidang penghasilan dan usaha, perubahan kualitas makna ?kaya?, perbedaan tempat dan waktu, kuantitas potensi penerimaan dan distribusi, juga berakibat pada perubahan kajian seputar ?Amil Zakat. Gagasan ideal al-Qur?an agar ?harta tidak berputar pada orang-orang kaya saja?, atau proklamasi yang ditegaskan Nabi SAW ?diambil dari yang kaya untuk dikembalikan kepada yang miskin?, mengisyaratkan peran yang mesti dimainkan dalam ibadah zakat. Dalam hal ini, ?Amil Zakat adalah faktor penentunya. Dengan demikian, memapankan konsep aplikatif ?amil zakat merupakan keniscayaan teoritis untuk memastikan peran sosial dan kemasyarakatan yang bisa dilaksanakan oleh ?Amil Zakat sebagai bagian dari pelaksanaan ide syari?at. Artikel ini berusaha mengeksplorasi teori-teori ?amil zakat dengan memanfaatkan metodologi penalaran hukum yang tersedia untuk memprediksi aspek-aspek pengelolaan zakat oleh ?Amil Zakat yang berorientasi kesejahteraan sosial. Kata Kunci: ?Amil Zakat, metodologi penalaran hukum, kesejahteraan sosial
PENGARUH PERILAKU BELAJAR, FINANCIAL KNOWLEDGE DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BAGIAN KEUANGAN DI INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU UTARA
Nasrullah, Nasrullah
Katalogis Vol 5, No 8 (2017)
Publisher : Katalogis
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (394.801 KB)
The purpose of this study is to determine and analyze simultaneous and partial influence of learning behavior, financial knowledge, and emotional intelligence on the performance of officials at the finance department in the governmental units of North Mamuju regency. The study is conducted in 50 governmental units in North Mamuju, especially in the finance Department. The population of this study consists of 354 people; those who meet the sample criteria are 197 people consisting of 135 civil servants and 62 honorary. The test finds that learning behavior, financial knowledge, and emotional intelligence simultaneously have positive and significant influence on the performance of officials at the finance department in the governmental units of North Mamuju Regency. Learning behavior has a positive but insignificant influence on the performance of officials at the finance department in the governmental units of North Mamuju Regency. Financial knowledge has a positive and significant influence on the performance of officials at the finance department in the governmental units of North Mamuju Regency. Emotional intelligence has a positive and significant influence on the performance of officials at the finance department in the governmental units of North Mamuju Regency.
Peningkatan Keterampilan Pengolahan Penganan Jagung “Pulut†Ibu-Ibu Petani Jagung di Kelurahan Manongkoki
Nasrullah, Nasrullah;
Novita, Andi Dian;
Yusmanizar, Yusmanizar
WARTA LPM WARTA LPM, Vol. 23, No. 2, September 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1447.684 KB)
|
DOI: 10.23917/warta.v23i2.10128
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengatasi masalah mitra yang sedang berkembang di Manongkoki yaitu pemahaman tentang kewirausahaan, yang meliputi aspek produksi, manajemen bisnis, sistem pemasaran dan fasilitas infrastruktur yang tidak memadai. Ibu-Ibu Petani Jagung Manongkoki merupakan ibu-ibu yang memiliki lahan dan tanaman jagung yang luas dan banyak, dan aktivitas keseharian dihabiskan dirumah hanya sebagai Ibu Rumah Tangga. IbuIbu Petani Jagung Pulut dipilih sebagai mitra PKM mengingat Sumber Daya Alam berupa Jagung Pulut yang dimiliki melipah ruah namun belum mampu diolah menjadi suatu produk yang bernilai jual tinggi. Ketersediaan bahan baku, waktu dan tempat ini dipandang sudah sebagai modal besar, sehingga melalui kegiatan ini kebutuhan lainnya berupa alat produksi serta media pemasaran sebagai pelengkap akan disediakan oleh tim pengabdian masyarakat. Metode yang dilakukan adalah community development melalui kegiatan penyuluhan dan pendampingan pembuatan jagung pulut (jagung berlilin) menjadi penganan jagung pulut (jagung berlilin). Hasil yang diperoleh selama implementasi dari aspek produksi, kelompok bulosibatang memahami manfaat besar tanaman jagung pulut (jagung berlilin) melalui kegiatan penyuluhan yang dilakukan, mengetahui cara mengolah jagung pulut (jagung berlilin) yang dapat ditingkatkan nilainya. Mitra sudah memahami cara yang benar dari aspek manajemen bisnis keuangan dan pemasaran, publik menghasilkan penganan jagung pulut (jagung lilin) yang siap dipasarkan dengan sistem pengemasan yang dapat menarik konsumen. Fasilitas pendukung untuk kegiatan juga diberikan kepada mitra.
HANTU DI TENGAH KERAMAIAN KOTA BANJARMASIN
Nasrullah, Nasrullah
Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora Vol 16, No 1 (2018)
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (481.194 KB)
|
DOI: 10.18592/khazanah.v16i1.2154
Hantu dianggap sesuatu yang irasional sehingga dijauhi dari kajian ilmiah. Padahal dalam praktek sehari-hari, hantu dibicarakan, diperbincangkan, dan menjadi bahan kegelisahan masyarakat. Geertz melihat fenomena ini sebagai nalar awam (common sense), atau sebagai sesuatu yang menjadi pengetahuan umum tetapi tidak dikaji secara kokoh. Hantu pada awalnya menempati daerah angker, sepi, terpencil, tetapi pada saat ini lokasi hantu bertransformasi ke kota. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dipertegas bukan meneliti hantu tetapi meneliti tentang pengetahuan, kepercayaan, pemahaman atau bahkan kesaksian seseorang terhadap hantu. Peneliti menggunakan analisa strukturalisme Levi-Strauss terhadap fenomena hantu yang dianggap sebagai suatu mitos, sebab hantu dapat berbuat dan menjadi apa saja. Dengan cara demikian, peneliti menemukan hal-hal rasional di balik fenomena irasional ini yakni adanya konstruksi social yang disebut bagaduhan, serta keberadaan hantu dalam imajinasi manusia tidak lain karena adanya nalar awam dan mitos yang terus berkembang