Dakwah digital dipilih menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan pemahaman moderasi beragama. Hal ini telah memberikan perspektif baru dalam dunia dakwah. Kemudahan mendayagunakan dan mengakses dakwah menjadi alasan eksistensi dakwah melalui digital. Namun, dibalik kemudahan-kemudahan yang ditawarkan ternyata terdapat kesulitan-kesulitan dan tantangan yang harus dihadapi. Kurang bijaknya dalam penggunaan teknologi sering kali menimbulkan dampak yang serius bagi para pengguna. Sebagai contoh, timbulnya rasa intoleran antar sesama hingga turunnya kesadaran akan moderasi dalam beragama. Tulisan ini ingin menguji seberapa besar dampak dakwah digital dalam meningkatkan pemahaman moderasi dalam beragama di kalangan generasi pemuda, serta bagaimana adab-adab dalam berdakwah digital. Data penelitian ini bersumber dari literatur digital seperti, berita online, jurnal, website, maupun dokumen-dokumen online. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan kajian literasi. Data-data yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian direduksi dan dikonstruksi menjadi konsep baru yang utuh dan fresh. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis isi yang mengedepankan analisis intertekstualitas dan kreatifitas mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keakraban generasi muda dengan media sosial dengan sangat mudah membuka peluang yang besar bagi para pendakwah khususnya dari kalangan pemuda dalam menyebarkan konten dakwah secara digital. Hal ini sangat mendukung dalam penyampaian tentang pentingnya moderasi beragama guna mencegah konflik yang muncul dalam kehidupan masyarakat yang heterogen. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penyebaran informasi palsu dan berita palsu dapat menghambat moderasi beragama di era teknologi saat ini. Terlebih lagi, keberadaan ruang publik digital di mana masyarakat dapat menyampaikan pendapatnya secara anonim dapat memperburuk situasi. Namun artikel ini juga menunjukkan bahwa era digital juga menawarkan peluang untuk memperkuat moderasi beragama. Salah satu kemungkinannya adalah dengan memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk memperkuat toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Selain itu, teknologi juga dapat digunakan untuk meningkatkan pendidikan agama yang moderat. Untuk emperkuat moderasi beragama diperlukan pentingnya menjaga moderasi beragama di era digital dan mengatasi tantangan yang terkait melalui peran aktif masyarakat, pemerintah, dan lembaga pendidikan.