Keberadaan kelompok tani kakao diharapkan berperan bagi peningkatan kesejahteraan petani kakao. Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis kemampuan kelompok tani dalam pengelolaan usahatani kakao; (2) menganalisis kemampuan sumberdaya manusia yang dimiliki kelompok tani dalam pengelolaan usahatani kakao; (3) menganalisis motivasi petani untuk terus mengembangkan usahatani kakao sebagai usaha yang berkelanjutan; dan (4) menyusun strategi dan model penguatan kelembagaan kelompok tani kakao dalam menunjang kesejahteraan petani kakao. Lokasi penelitian yaitu: Kabupaten Kolaka Timur pada dua kecamatan yaitu Kecamatan Dangia dan Kecamatan Lambandia. Pada masing-masing kecamatan dipilih satu kelompok tani kakao sampel dengan jumlah anggota kelompok 40 orang petani. Sehingga jumlah petani sampel dalam penelitian ini berjumlah 80 petani. Analisis data secara deskriptif dengan pendekatan indept interview dan focus group discussion (FGD).Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Keberadaan kelompok tani kakao di wilayah studi belum mampu menunjang kemampuan anggota kelompok dalam kegiatan usahatani kakao; (2) Peran kelompok yang dirasakan oleh anggota kelompok tani adalah sebagai pusat informasi. Sedangkan kelompok belum berperan sebagai lembaga pembiayaan dan penyedia sarana produksi; (3) Sebagian besar petani anggota kelompok tani termotivasi dalam pengembangan tanaman kakao karena sebagai berikut: (a) hasil kakao (biji) mudah dijual; (b) kondisi lahan yang dimiliki petani sesuai untuk budidaya tanaman kakao; (c) petani telah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya tanaman kakao; (d) kebutuhan kakao dunia terus meningkat; (e) harga kakao relatif tinggi; (f) memiliki keunggulan komparatif; (g) proses panen kakao mudah; dan (h) efisien dalam penggunaan tenaga kerja; dan (4) Strategi penguatan kelompok tani meliputi: (a) Mengembangkan kelompok menjadi kelompok usaha bersama dalam menunjang pengelolaan sumberdaya lahan untuk pengembangan kakao; (b) Memupuk kemampuan modal usaha dalam meningkatkan usaha kelompok yang produktif yang dapat memberikan keuntungan bagi anggota kelompok; (c) Menjalin kerjasama dan kemitraan kelompok dengan pihak ketiga dalam peningkatan hasil, mutu dan pemasaran; (d) Aktif menjalankan peran kelompok dalam memberikan bimbingan dan pelatihan petani yang bergabung dalam kelompok; (e) Membantu kebersamaan kelompok tani untuk terus saling percaya, senasib dan gotong royong agar menjadi kekuatan dalam penguatan kelompok.