Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui nilai beban kerja mental, mengetahui indikator SWAT yang paling mempengaruhi terjadinya beban kerja mental, serta memberi usulan perbaikan dalam meminimalisir beban kerja mental bagi perawat. Penelitian ini dilakukan di ruang isolasi Covid-19 pada RSUD Kota Tarakan pada bulan November 2021 sampai data terpenuhi. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa Indikator SWAT yang paling berpengaruh terhadap beban kerja mental pada perawat, yaitu indikator Time, shift I 62,34%, shift II 59,13%, dan shift III 57,19%. Nilai beban kerja mental pada perawat yaitu, perawat 1: 54,1 (Sedang), Perawat 2: 52,3 (Sedang), Perawat 3: 49,1 (Sedang), Perawat 4: 47,2 (Sedang), Perawat 5: 52,6 (Sedang), Perawat 6: 62,5 (Tinggi), Perawat 7: 62,2 (Tinggi), Perawat 8: 51,4 (Sedang), dan Perawat 9: 61,9 (Tinggi). RSUD Kota Tarakan diharapkan dapat menambah 1 perawat pada shift III, dikarenakan persentase beban kerja kategori tinggi pada shift III paling besar jika dibandingkan dengan shift I dan shift II, serta kondisi bekerja di malam hari membutuhkan fokus yang lebih karena pada malam hari adalah kondisi yang normal bagi manusia untuk beristirahat dan tidur.