Lahan gambut yang luas dengan cadangan air tanah yang cukup dan iklim tropis yang memungkinkan kegiatan budidaya dapat dilakukan sepanjang tahun. Namun, potensi tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal karena masih banyak petani yang menerapkan sistem sonor, yaitu pola tanam tradisional yang hanya mengandalkan air hujan dan dilakukan sekali tanam dalam setahun. Kegiatan pengabdian dilakukan di Desa Perigi terletak di Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera. Pelaksanaan pengabdian akan dilaksanakan secara komprehensif terdiri dari beberapa terminologi kegiatan seperti sosialisasi, pelatihan, penerapan/adopsi teknologi, pendampingan dan evaluasi serta keberlanjutan program. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Perigi dilakukan untuk memperkenalkan sistem budidaya intensif berkelanjutan di lahan gambut melalui penerapan pola tanam IP 200, sebagai solusi atas permasalahan rendahnya produktivitas dan praktik budidaya tidak ramah lingkungan seperti pembakaran lahan dan sistem sonor. Kegiatan ini melibatkan 5 petani mitra dalam satu kelompok tani, dan memperoleh respons positif dari petani non-mitra yang menunjukkan antusiasme terhadap teknologi yang diperkenalkan. Tahapan kegiatan mencakup sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan teknis, dengan penerapan penanaman jagung di musim kemarau dan padi di musim hujan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pendekatan bertahap yang disesuaikan dengan kebutuhan petani serta kondisi ekologis lahan gambut efektif meningkatkan intensitas tanam dan kesadaran akan pertanian berkelanjutan. Efek sosial yang terjadi menunjukkan potensi replikasi program di wilayah gambut lainnya. Kegiatan ini diharapkan menjadi model percontohan dalam pengelolaan lahan gambut yang produktif, aman, dan berkelanjutan.