Cairan rumen merupakan salah satu limbah buangan rumah potong hewan (RPH) yang kaya enzim pencernaan. Penelitian ini bertujuan menentukan konsentrasi cairan rumen untuk menghidrolisis pakan ikan. Penelitian dilaksanakan pada bulan oktober-november 2015 di Hatchery mini FIKP Unhas dan analisis sampel dilaksanakan di BPPBAP Maros, Sulawesi Selatan. Cairan rumen diambil dari isi rumen sapi yang berasal dari RPH Makassar dengan cara filtrasi (penyaringan dengan kain katun) kemudian cairan dimasukkan ke dalam termos agar suhunya tetap hangat. Pakan yang digunakan adalah pakan komersial dengan kadar protein 30%, lemak 4%, dan serat kasar 6% dihidrolisis dengan cairan rumen pada konsentrasi tanpa cairan rumen/kontrol, 40, 60, 80, dan (E) 100 mL/100 g pakan. Volume cairan rumen setiap perlakuan disamakan dengan menambahkan aquades dan disemprotkan secara merata pada pakan, selanjutnya diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji W-Tuckey. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian berbagai konsentrasi cairan rumen pada pakan berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap serat kasar dan protein pakan tetapi tidak berpengaruh (p>0,05) terhadap lemak (1,331-1,457 %bk) dan BETN (7,748-7,875 %bk) pakan ikan komersial. Kadar serat terendah 1,999±0,039 %bk terjadi pada pemberian cairan rumen 80, 2,214±0,156 %bk, 2,309±0,080 %bk, 2,413±0,105 %bk dan 2,507±0,028 %bk masing-masing pada 60, 100, 40 dan control. Kadar protein tertinggi 30,630±0,360%bk terjadi pada pemberian cairan rumen 80, 29,523±0,32%bk, 28,460±0,21%bk, 28,260±0,307%bk dan 25,678±3,70%bk masing-masing pada control, 40, 100, dan 60. Dengan demikian konsentrasi cairan rumen terbaik untuk menghidrolisis pakan komersial adalah 80 mL/100 g pakan.