Petumbuhan penduduk yang pesat membawa konsekuensi pada peningkatan kebutuhan pangan. Keadaan inimemaksa pemerintah untuk melakukan ekstensifikasi lahan pertanian ke luar Jawa untuk menjaga ketahananpangan namun, kendala yang dihadapi antara lain kualitas lahan dan keterbatasan jaringan irigasi. Salahsatu upaya untuk mengatasi keterbatasan jaringan irigasi adalah dengan menerapkan irigasi springkler.Irigasi springkler ini relatif baru. Oleh karena itu, dibutuhkan kesiapan masyarakat dalam pengoperasianspringkler dilihat dari aspek sosial dan ekonomi. Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan penelitian iniadalah untuk meneliti kesiapan masyarakat dalam pengoperasian springkler dilihat dari modal sosial danperekonomian masyarakat. Untuk tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan masyarakat Modoinding siap untuk melakukan OP irigasi springkler. Secaraekonomi, Willingness To Pay (WTP) petani sebesar Rp 27.000,-/bulan menunjukkan bahwa masyarakatmampu membiayai OP Irigasi springkler. Disamping itu, secara sosial, tingkat kegotongroyongan yang tinggi,keaktifan masyarakat dalam kegiatan sosial (organisasi) merupakan modal sosial yang baik.