Tulisan ini dilatar belakangi dengan fenomena-fenomena yang terjadi pada keterasingan pendidikan seni di Indonesia. Berangkat dari fenomena tersebut, pemikiran atau pandangan filsuf barat yaitu John Dewey dengan pandangan experience and education cukup membuat patungk jika dijadikan sebagai upaya penguatan pendidikan seni. Dewey beranggapan bahwa hal yang mempengaruhi keberhasilan itu ialah memahami bagaimana pengalaman yang dirasakan oleh peserta didik, dengan demikian seorang pengajar dapat menyesuaikan terkait keberlangsungan belajarnya. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui library research. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tawaran dari pandangan John Dewey terkait dengan experience and education, dapat dipertimbangakan pada keberlangsung pendidikan seni di Indonesia. Dapat dilihat dari masyarakat Bali secara tidak langsung memberikan pengalaman primer kepada anak-anak sebelum mereka mempelajari lebih dalam kesenian yang ada.