ABSTRAKRegulasi pendidikan inklusi di Indonesia bertujuan untuk memberikan akses setara bagi semua anak dalam memperoleh pendidikan. meskipun manfaat pendidikan inklusif diakui efektif, namun implementasinya masih menghadapi tantangan, terutama terkait kesiapan dan kompetensi guru. Dalam konteks ini, self-compassion dan self-efficacy dapat menjadi faktor penting dalam penguatan dan pemberdayaan guru di kelas inklusi, untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-compassion dengan self-efficacy guru kelas inklusi pada beberapa Sekolah Dasar yang tersebar di kota Makassar. Penelitian ini melibatkan 59 guru yang mengajar siswa berkebutuhan khusus, terdiri dari 18 guru laki-laki (30,51%) dan 41 guru perempuan (69,49%) dengan lama pengalaman partisipan mengajar di kelas inklusi berkisar antara 2 hingga 18 tahun. Penelitian ini meggunakan uji korelasi dengan teknik analisis Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan nilai korelasi sebesar 0,467 (p<0.05), yang mengindikasikan adanya hubungan positif antara self-compassion dan self-efficacy dimana semakin tinggi self-compassion maka semakin tinggi pula self-efficacy guru. Penelitian memperlihatkan ketangguhan guru dalam menghadapi tantangan di lingkungan pendidikan, terutama dalam dukungannya terhadap siswa berkebutuhan khusus.