Masjid sebagai pusat spiritual umat Islam memiliki peran yang strategis. Namun, masih banyak masjid komunitas yang menghadapi kendala dalam tata kelola manajemen, terutama karena keterbatasan kapasitas sumber daya manusia pengurusnya. Hal ini juga terjadi pada Masjid Nurul Huda Dasan Baru, Lombok Timur, di mana sistem manajemen masih bersifat tradisional, dokumentasi kegiatan kurang teratur, dan keterlibatan remaja masjid belum terfasilitasi secara optimal. Kondisi ini menunjukkan urgensi penguatan kapasitas pengurus dengan pendekatan baru yang lebih profesional, partisipatif, dan berbasis nilai kemanusiaan. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan kemampuan manajerial pengurus Masjid Nurul Huda melalui pelatihan berbasis humanity capital, terutama pada pengelolaan data administrasi berbantuan teknologi dan mengelola keuangan masjid secara transparan. Metode yang digunakan adalah pendekatan partisipatoris-transformasional melalui tahapan pendahuluan (need assessment), pelaksanaan (pelatihan dan simulasi), serta evaluasi (refleksi dan coaching). Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pengetahuan dan keterampilan manajemen pengurus. Peserta pelatihan mampu menyusun rencana strategis program masjid, membangun sistem dokumentasi kegiatan, serta memperkuat transparansi laporan keuangan. Evaluasi menunjukkan tingkat kepuasan peserta yang tinggi dan adanya perubahan perilaku dalam komunikasi serta kepemimpinan berbasis nilai empati dan pelayanan.