Artikel ini membahas hubungan antara akal dan wahyu dalam pemikiran Al-Farabi dan Fazlur Rahman. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif melalui studi pustaka, penelitian ini menghimpun data dari karya-karya primer kedua tokoh serta literatur sekunder yang relevan. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi kesamaan dan perbedaan pandangan keduanya mengenai peran akal dan wahyu. Hasil kajian menunjukkan bahwa Al-Farabi memandang akal sebagai instrumen utama untuk mencapai kebenaran dan kebahagiaan, melalui proses bertahap yang berpuncak pada akal fa‘al sebagai penghubung antara manusia dan wahyu ilahi. Di sisi lain, Fazlur Rahman menekankan fungsi akal sebagai alat hermeneutik yang memungkinkan penafsiran wahyu secara moral dan kontekstual melalui pendekatan double movement. Keduanya sepakat bahwa akal dan wahyu bersifat saling melengkapi serta tidak dapat dipisahkan. Temuan ini memperlihatkan bahwa pemikiran Al-Farabi relevan dalam pengembangan filsafat Islam yang rasional, sementara Fazlur Rahman menawarkan kerangka metodologis bagi pembaruan tafsir dan hukum Islam yang responsif terhadap dinamika sosial. Implikasi praktis dari kajian ini adalah pentingnya penerapan pendekatan integratif antara akal dan wahyu dalam pendidikan Islam, penyusunan kurikulum, serta pengembangan pemikiran keagamaan yang adaptif terhadap tantangan zaman modern tanpa mengabaikan nilai-nilai teologis.