Prevalensi tuberkulosis paru (TB paru) masih tinggi di Indonesia, ditambah dengan tantangan seperti resistensi obat dan terbatasnya penggunaan terapi herbal. Inisiatif keterlibatan masyarakat ini difokuskan pada pemberdayaan masyarakat Puskesmas Kaluku Bodoa, Makassar, dengan memperkenalkan lada hitam (Piper nigrum L.) sebagai terapi tambahan untuk TB paru. Program ini bertujuan untuk mengurangi gejala TB paru dan meningkatkan respons imun sekaligus mendorong pemberdayaan ekonomi melalui diversifikasi produk herbal lokal. Metode yang digunakan meliputi edukasi peserta, suplementasi lada hitam (dosis rendah, sedang, dan tinggi), dan pemantauan sistematis selama delapan minggu. Hasilnya menunjukkan pengurangan gejala sebesar 70% dan peningkatan respons imun sebesar 65% pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selain itu, program ini mengilhami transformasi sosial, menumbuhkan kesadaran kesehatan, dan peluang ekonomi. Temuan ini menitikberatkan potensi Piper nigrum sebagai terapi pelengkap dan perannya dalam memajukan invovasi kesehatan masyarakat terpadu.