Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan untuk memperkuat kapasitas Pemerintah Kabupaten Tambrauw dalam merumuskan arah kebijakan pembangunan lintas sektor berbasis konservasi dan kearifan lokal. Kabupaten Tambrauw, yang dikenal sebagai kabupaten konservasi di Provinsi Papua Barat Daya, memiliki potensi besar di bidang pariwisata, kelautan, pertanian, dan kebudayaan yang saling berkaitan serta berperan penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Pendekatan pengabdian dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu seminar awal, Focus Group Discussion (FGD), wawancara mendalam, serta analisis strategi menggunakan analisis SWOT. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pengembangan potensi lintas sektor di Tambrauw menuntut sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat adat, lembaga konservasi, dan akademisi. Melalui proses partisipatif, diperoleh sepuluh program strategis yang mencakup integrasi sektor pertanian, kelautan, pariwisata, kebudayaan, dan teknologi digital. Program unggulan seperti Jagung Laut Tambrauw, Penyu Protection Package, dan Tambrauw Smart Conservation menjadi contoh penerapan pembangunan berbasis konservasi yang mampu menghubungkan manfaat ekonomi dengan pelestarian lingkungan dan budaya lokal. Selain itu, kegiatan ini menghasilkan rencana strategis lima tahun (2026–2030) yang menempatkan Tambrauw Integrated Brand dan Tambrauw Economic Corridor sebagai payung identitas dan jalur ekonomi daerah. Kegiatan pengabdian ini membuktikan bahwa pendekatan lintas sektor merupakan langkah efektif dalam membangun model pembangunan berkelanjutan di wilayah konservasi. Sinergi antara ekonomi hijau, pelestarian budaya, dan transformasi digital menjadi fondasi penting bagi Tambrauw untuk mewujudkan kemandirian daerah sekaligus mendukung visi nasional menuju Indonesia Emas 2045.