Tujuan – Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh kemiskinan, inflasi, dan pengangguran terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan pendekatan fiqh muamalah berbasis maslahah. Dengan mengintegrasikan metode Error Correction Model (ECM) dan nilai-nilai ekonomi Islam, studi ini menangkap permasalahan hubungan jangka pendek dan panjang. Minimnya kajian serupa menimbulkan celah dalam kebijakan berbasis maslahah, sementara perbedaan pandangan terkait dampak simultan dan jangka waktunya masih belum terurai jelas. Kebaruan – Penelitian ini menggabungkan analisis makroekonomi (kemiskinan, inflasi, pengangguran) dengan pendekatan nilai-nilai Islam melalui konsep maslahah dalam fiqh muamalah untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan dalam konteks pencapaian SDGs. Pendekatan integratif ini menawarkan perspektif baru yang belum banyak dikaji dalam penelitian sebelumnya. Metode – Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode Error Correction Model (ECM) untuk menganalisis pengaruh kemiskinan, inflasi, dan pengangguran terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Data time series tahunan 2012–2024 dari BPS dianalisis untuk mengungkap dampak jangka pendek dan panjang dalam kerangka fiqh muamalah berbasis maslahah yang menekankan keadilan dan keberlanjutan kebijakan ekonomi. Temuan – Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengangguran berdampak negatif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Kemiskinan berpengaruh positif dalam jangka panjang, menunjukkan perlunya pemberdayaan berkelanjutan. Sementara itu, inflasi moderat justru mendukung pertumbuhan, mengindikasikan peran stabilitas harga dalam mendorong aktivitas ekonomi. Keterbatasan dan Implikasi – Perlunya fokus pada akupan variabel yang terbatas dan penggunaan data makro tahunan. Implikasinya, diperlukan kebijakan yang menekan pengangguran, mendorong pemberdayaan masyarakat miskin, dan menjaga inflasi tetap stabil. Pendekatan maslahah dalam fiqh muamalah menambah dimensi etika dan keadilan dalam perumusan kebijakan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan