Dunia industri menuntut tenaga kerja tidak hanya memiliki kompetensi teknis, tetapi juga keterampilan kolaborasi seperti kemampuan bekerja dalam tim, komunikasi efektif, dan pemecahan masalah. Keterampilan tersebut semakin penting seiring dengan perubahan kebutuhan kerja yang menekankan produktivitas berbasis kerja sama. Namun, pembelajaran di sekolah vokasi masih didominasi oleh pendekatan konvensional yang berfokus pada individu, sehingga perkembangan keterampilan kolaborasi siswa kurang optimal. Tujuan studi ini untuk menganalisis sejauh mana keterampilan kolaborasi siswa meningkat melalui pembelajaran dengan model problem posing berbantuan card sort dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan pendekatan konvensional. Metode yang diterapkan dalam studi ini yaitu kuasi eksperimen rancangan non-equivalent control group dengan Subjek penelitian adalah 65 siswa kelas XI DPIB SMKN 6 Bandung yang terbagi menjadi dua kelas, yaitu 34 siswa kelas eksperimen dan 31 siswa kelas kontrol. Alat ukur penelitian menggunakan pre non test serta post non test berupa self-assessment yang dirancang untuk mengukur keterampilan kolaborasi siswa. Data dianalisis dengan membandingkan hasil pre non test serta post non test antara kedua kelas. Hasil studi menunjukkan bahwa penerapan model problem posing dengan card sort memberikan peningkatan keterampilan kolaborasi yang lebih tinggi pada kelas eksperimen dengan skor N-Gain 70% dibandingkan kelas kontrol hanya mencapai 25%. Dengan demikian, integrasi pembelajaran berbasis problem posing dan aktivitas kolaboratif melalui card sort dapat menjadi strategi alternatif dalam mengembangkan keterampilan kolaborasi siswa vokasi, serta mendukung terciptanya pembelajaran interaktif yang relevan dengan tuntutan dunia industri.